Selasa, 19 November 2013

4. TULISAN OPINI (JURNALISTIK)

VIVAnews Kapolres Palu AKBP Ahmad Ramadhan menegaskan, kasus bocah pencuri sandal polisi patut dihentikan. Menurutnya, saat ini pihaknya sedang memanggil Kepala Unit Reskrim (Kanitres) Polres Palu untuk mendalami kasus tersebut.

Ahmad mengatakan, peristiwa bocah mencuri sandal polisi itu terjadi pada tahun 2010 lalu. “Sekarang sudah mau masuk tahun 2012. Artinya sudah hampir dua tahun. Jadi sudah lama kejadian ini,” terang Ahmad saat dihubungi VIVAnews, Kamis 29 Desember 2011.

Ia menambahkan, dirinya sendiri baru menjabat sebagai Kapolres Palu selama sebulan, sehingga masih dalam proses mendalami kasus tersebut. “Kasus ini kan ditangani oleh Polsek. Prosedurnya, penyidikan dari Polsek dibawa ke kejaksaan,” papar Ahmad.

Namun ia sendiri mengaku heran bila kasus semacam ini dibawa ke kejaksaan, bahkan si bocah pencuri sandal kini sampai duduk di kursi pesakitan sebagai terdakwa, dengan ancaman hukuman lima tahun penjara. “Kok bisa begitu? Kasus begitu patut saya hentikan,” tegas Ahmad.

“Kok polisi yang terlibat tidak punya perasaan? Jangankan sandal, sepatu, bahkan mencuri 10 sepatu pun harus diproses dengan melihat latar belakang si anak,” ujar Ahmad. Ia sendiri mengaku pernah menghentikan kasus serupa saat dirinya masih menjabat sebagai Kapolsek Toli-toli. Ketika itu, ujarnya, ia melepas seorang anak kecil yang kedapatan mencuri celana jeans.

“Ironisnya, kali ini orang yang menuntut (yang dicuri sandalnya) adalah anggota polisi Brimob. Karena kasus ini ditangani Propam Polda, maka akan saya cek apa ada unsur paksaan (terhadap si anak) di sini,” kata Ahmad. Ia pun menegaskan, siang ini juga dirinya akan mencari data terkait kasus ini.

Sebelumnya, November 2010, seorang bocah pelajar berinsial AAL mencuri sandal jepit milik seorang Brimob berinisial AR. Bulan Mei 2011, polisi memanggil AAL dan menginterogasinya sampai yang bersangkutan mengakui perbuatannya. Kasus itu kemudian sampai ke pengadilan, dan AAL kini terancam 5 tahun penjara. (umi)

Source            :          

OPINI

dari peristiwa ini pemerintah semestinya merasa malu mempidana seorang anak dibawah umur yang semestinya dilindungi oleh pemerintah itu sendiri. Pencurian ini memanglah diakui secara yuridis akan tetapi dalam keadilan masyarakat ini sangatlah jauh dari keadilan msyarakat Indonesiaseperti yang tertera dalam UU pengganti UU 3/1997 tentang Pengadilan Anak, karena tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat dalam perspektif perlindungan terhadap anak. Peradilan pidana anak harus mengedepankan kepentingan mereka, Kasus ini setidaknya dise;esaikan dengan cara kekeluargaan, kasus sepele seperti ini seharusnya tidak sampai dimeja pidana apalagi pelapornya sendiri adalah aparat brimop setempat. Kasus Pencurian Sandal Jepit yang tertera dalam wacana diatas adalah hal yang tidak sepantasnya dilakukan oleh kapolda setempat, karena kasus sandal jepit itu hanyalah hal sepele yang masih bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan bukan dengan cara memenjarakan seorang anak karna kasus sepele seperti ini, Dalam HAM pun itu sangat melanggar karena tidak sesuai juga penjara dengan mencuri sandal jepit saja. Ditambah lagi anak itu anak yang bisa dikatakan tidak mampu sehingga pihak dari anak tersebut hanya pasrah dengan pengajuan dari pelapor. Berbeda dengan kasus yang saat ini sedang ngebuming yaitu kasus AQJ anak seorang musisi Indonesia terkenal yang tertangkap basah menendarai mobil dibawah umur hingga menewaskan 7 nyawa dan sampai saat ini tidak terurus kasusnya, dari kedua kasus tersebut bisa kita bandingkan dimana rasa keadilan untuk seorang anak yang tidak mampu berbeda dengan kenyataannya dalam kasus AQJ banyak pihak yang membela anak yang jelas-jelas merenggut 7 korban.keadilan yang ada di hukum Indonesia ini hanya memihak pihak yang mampu. Uanglah hukum di Indonesia, hanya uang yang dapat meringankan hukum. Uanglah yang berbicara.


3. TULISAN INVESTIGASI (JURNALISTIK)

Kehidupan seorang “TOMBOY”




Tomboy atau tomboi berasal dari bahasa inggris yang artinya seorang perempuan yang berperilaku atau bersikap layaknya seoranglaki-laki, seperti cara berpakaiannya yang menyerupai maskulin.  perempuan muda yang menunjukkan sifat maskulin seringkali ditindas atau dihukum, untuk saat ini beberapa perempuan tomboylah yang seringkali menindas dan berperan lebih dominan. Tetapi berbeda dengan pernyataan diatas untuk seorang mahasiswa dari Perguruan Tinggi Swasta didaerah Depok sebut saja Maria Jenny (MJ) beralasan dengan cara berpakaian seperti maskulinlah yang pantas untuk bentuk badannya. Ini hanya alasan kecil dari beberapa perempuan muda yang berperan sebagai seorang tomboy. Awalnya memang karena menutupi atau menyelaraskan bentuk badan agar tetap stylist, tetapi ada beberapa orang tidak menyadari akan pengaruh seterusnya. Awalnya masyarakat sekitar rumah MJ pun juga tidak bisa menerima tetapi dengan seiring waktu berjalan mereka mengerti hanya penampilan saja yang menutupi sisi feminim seorang MJ. Masyarakat hanya butuh waktu untuk mengenal tomboy disekitar mereka. MJ hanyalah segelintir perempuan muda yang frustasi akan bentuk badanny, memang benar untuk seorang tomboy apalagi untuk bergaul dengan teman-teman sebayanya itu susah khususnya teman perempuan. “Kebanyakan orang takut untuk berteman dengan seorang tomboy, apalagi untuk teman perempuannya karena mereka terlalu takut dengan isu-isu yang melekat dengan seorang tomboy. Tidak semua perempuan tomboy memiliki sifat yang mereka anggap, mereka hanya saja belum mengenal dekat dengan MJ. MJ mengakui sulitnya untuk memiliki seorang teman untuk mnedekati seorang teman saja dia membutuh waktu yang begitu lama, karena itu dia mencoba untuk membersihkan nama baik seorang perempuan tomboy hanya saja awal semester masuk kuliah dia hanya menerima beberapa orang yang mau menerimanya, memang belum tentu semua orang bisa menerima penampilan dia. Dia sadar betul orang susah untuk menerima seseorang yang berbeda.tetapi beda dengan sebelum-sebelumnya, disaat dia masih bersekolah di bangku SD, SMP ataupun SMA teman-temannya masih bisa menerimanya. untungnya dia sendiri tidak terlalu memikirkan berapa banyak teman yang harus dia punya.tahun-tahun di sebuah kampus dilewati hingga semester ke-5 berjalan, walaupun masih ada saja beberapa orang memiliki anggapan yang buruk dengan seorang tomboy tetapi MJ tidaklah khawatir akan anggapan mereka. Hanya saja terkadang anggapan mereka juga membuat MJ susah untuk diterima, saat ini pun MJ masih berusaha untuk bisa diterima. Dengan keterbatasan penglihatan tidak juga membuat orang-orang disekitarnya merasa simpati, tak bisa dipungkiri kehidupan seorang tomboy seringkali juga berbeda dengan kehidupan MJ mereka lebih bisa bergaul dan bisa lebih dominan sehingga orang disekitarnya khusunya perempuan tak takut untuk bergaul, mungkin beda orang beda sifat walaupun sesama tomboy. Sejarah seorang tomboy yang seringkali ditindas memang benar dirasakan MJ. Teman-temannya tak pernah berbicara langsung tetapi MJ merasakan sikap teman-temannya yang menjauhinya,mungkin hanya beberapa yang menjauhinya tetapi itu sungguh dirasakannya. Suatu tamparan keras baginya, MJ dan segelintir perempuan tomboy berharap untuk kedepannya masyarakat khususnya Indonesia agar untuk menerima mereka walaupun itu sulit setidaknya perlahan tuk diterima.

2. TULISAN NEWS (JURNALISTIK)

Kasus Pelecehan Seksual di Angkutan Umum



Kasus pelecehan seksual di dalam angkutan umum kembali terjadi. (26/10) dalam kejadian ini, pelaku yang tak lain sopir angkot dengan sengaja mempertontonkan alat kelaminnya kepada korban, seorang penumpang perempuan. Pelakunya biasa dipanggil dengan sebutan brewok, sopir Mikrolet 04 (depok-ps minggu).
“Dia memperlihatkan alat kelaminnya dan membuat gerakan yang tidak sepantasnya dilakukan," kata MA (28), kerabat korban, Kejadian tersebut berawal saat korban, WA (18), menumpang angkot yang dikemudikan Brewok di margonda, sekitar pukul 20.30. Saat menaiki kendaraan, angkot tersebut dalam kondisi penuh penumpang. Namun, sebentar kemudian semua penumpang lain turun dan tinggallah WA seorang diri dalam perjalanannya menuju rumahnya di jl.raya tanjung barat Pelaku kemudian meminta WA pindah ke posisi belakang kursi sopir, dengn alasan agar lebih aman. WA mengikuti permintaan tersebut justru membuat korban shock. Pelaku membuka resleting celananya dan mengeluarkan alat kelaminnya sambil membuat gerakan-gerakan tak senonoh.    
"Dia pikir buat keselamatan dia. Enggak tahunya dikasih lihat alat kelaminnya sambil dilakukan gerakan yang senonoh . Itu pas sudah sampai di bawah layover pasar minggu ," kata MA. Lantaran shock, korban menangis dan minta diturunkan. Selanjutnya, dia pergi ke rumah MA yang berlokasi di dekat tempat kejadian. MA kemudian mengantarkan korban pulang ke rumahnya dan menceritakan kejadian itu kepada orangtua WA. Karena korban masih mengingat ciri-ciri fisik pelaku, keluarga pun bersepakat menunggu kedatangan angkot tersebut. Benar saja, siang tadi Brewok kembali melintas dengan angkot yang sama. Keluarga korban pun langsung menahan dan menggiring pelaku ke Mapolrestro Jaksel. Saat ini korban dan pelaku sedang diperiksa di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Mapolres Metro Jaksel.

1. TULISAN FEATURE (JURNALISTIK)

Mitos yang Tersembunyi dibalik Candi Borobudur
           
Arca dalam Stupa


13 september 2012 aku memang sudah berada dijogja untuk menikmati liburanku dari kebisingan kota metropolitan yang membosankan. hari keduaku liburan disana tak pernah ada rencana apapun untuk pergi yang pasti aku mengikuti langkah kakiku. Aku masi bingung untuk pergi kemana, karna aku tak tahu apapun daerah ini. Aku mulai bertanya pada orang disekitar seolah-olah mereka  pikir ku bodoh, sebenarnya memang aku buta akan arah dan tujuan. Aku tak tahu harus bertanya pada siapa lagi. Aku terus berjalan dan terus berjalan tanpa ku tahu arah tujuanku dimana. Sampai akhirnya ku bertemu pada seorang tukang parkir, aku percaya dan aku yakin bahwa dia tak sama seperti orang-orang lain yang menipu ku terus. Hingga akhirnya ku beranikan diri untuk bertanya arah kepadanya, ternyata benar dia sungguh baik padaku dan diapun merasa kasian melihatku kebingungan mencari arah.
Dan akhirnya aku tahu dimana aku harus pergi, kemana aku harus berjalan. Kupusatkan untuk menuju sebuah tempat yang megah nan elok. Suatu tempat peribadatan penganut agama Buddha Mahayana.
Akhirnya langkahku pun tak buta lagi aku menunggu dan menunggu kendaraan yang akan kutunggangi. Sekian lama ku menunggu akhirnya sebuah bus mini menghampiriku, aku bertanya tujuan bus itu pada seorang kenek bus tersebut. Ku tuggangi bus itu hampir ku mulai bosan karena lamanya ku menunggu dan akupun sampai juga di sebuah terminal kecil yang tak tahu seberapa jauh lagi untuk menuju tempat itu. Aku seperti orang bodoh yang tak tahu harus melangkah kemana lagi, sampai akhirnya seorang menghampiriku dan seorang lagi juga menghampiri ku menawarkan tumpangan untuk menuju tempat yang ingin ku singgahi. Disitu aku bingung untuk memilih antara becak ataupun andong yang harga keduanya tak bersahabat. sampai akhirnya kebingunganku pun memutuskan untuk memilih sebuah becak motor yang harganya sudah fix disitu. tak lama ku tunggangi becak motor tersebut ku telah sampai di pintu masuk candi tersebut. Aku terlena akan keagungan candi sampai-sampai aku tak sadar kalau aku telah tertipu oleh tukang becak tersebut. Aku tak peduli yang pasti candi itu berada tepat di bola mataku. Aku terbuai lagi akan penampakan candi yang sungguh menakjubkan, yang sungguh mempesona akan keindahannya, dan ingin sekali ku singgahi setiap saat. Itulah tempat dimana aku impikan tuk menyentuh sebuah mitos akan keberhasilan. aku tak tahu pasti tentang mitos tersebut tapi yang pasti aku mulai melangkahkan kakiku menuju candi Borobudur yang amat sangat menyilaukan mataku. Yang ku tahu tentang candi Borobudur ini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan, tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di candi ini untuk memperingati trisuci waisak.
Pertama kali kakiku menginjakkan kaki candi Borobudur yang dijuluki “kamadhatu” yang melambangkan manusia yang masih dipenuhi oleh nafsu yang rendah. Selanjutnya arah kakiku mengarah pada lantai empat yang biasa dipanggil dengan sebutan “rupadhatu” yang melambangkan kehidupan manusia yang sudah mampu mengendalikan hawa nafsu. Dan pada akhirnya kaki ini menuju lantai kelima sampai ketujuh yang kulihat disekitar dinding tak berelief sedangkan terasnya berbentuk lingkaran. Tingkatan ini dinamakan “arupadhatu” yang melambangkan alam atas, dimana manusia sedah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Arca Buddha yang terdpat dicandi Borobudur berjumlah 504 buah dengan berbagai posisi sikap tangan yang berbeda-beda karena mempunyai makna yang berbeda pula. Sungguh menakjubkan bagaimana mahakarya sebuah candi yang disusun dari batu-batu dengan relief-relief tanpa menggunakan perekat, serta sarat akan ajaran untuk hidup baik menuju nirwana. Aku tertegun atas apa yang orang-orang terdahulu yang mendirikan sebuah bangunan candi yang amat elok akan kemegahannya tanpa perelatan yang canggih
akupun tak bisa berkata-kata lagi aku hanya bisa memandangi bangunan yang sungguh menakjubkan ini, sampai aku tak sadar kalau matakupun ikut berkaca-kaca melihat semua keajaiban semua ini. Selagi ada kesempatan disini akupun mulai tuk mencoba sebuah mitos yang mungkin bisa dipercaya karna mitos ini sudah beredar dimasyarakat. Yang ku tahu mitos ini terkenal, biasanya disebut dengan nama “kunto bimo” yaitu arca dalam stupa yang konon dapat mengabulkan permintaan. Stupa yang dimaksud adalah stupa pada sebelah kanan pada teras lingkaran yang pertama. Menurut cerita bila kita berhasil menyentuh bagian tertentu dari arca tersebut sambil mendo’akan permohonan, maka keinginan kita akan terkabul bagian yang disentuh adalah posisi tangan “mudra” untuk pria dan teapak kaki untuk wanita.
Aku tak tahu apa kebenaran dari mitos ini yang pasti aku mencobanya sebelum aku mengetahui kebenarannya. Aku mencoba untuk menyentuh bagian telapak kaki dari stupa tersebut aku tak dapat mencapainya karna telapak kakinya tersembunyi. aku berusaha untuk menggapainya aku tak tahu sudah menyentuhnya apa belum yang ku tahu aku telah melakukannya. setelah itu aku mengelilingi teras candi bagian ketiga dari atas ternyata kondisi candi Borobudur sangatlah memprihatinkan karena kondisinya yang hampir saja kritis oleh gempa vulkanik gunung merapi yang terjadi waktu itu. Tak bisa leluasa menikmati eksotiknya panorama candi karena terganggunya pandangan mata ini oleh perbaikan stupa-stupa candi. Melihat keadaan candi Borobudur saat ini aku merasa miris karena banyak bebatuan yang tergantikan.

Patung Singa Urung



Waktu aku turun aku ingat bahwa ada lagi satu mitos yang ku ketahui mengenai singa urung, yaitu sebutan masyarakat sekitar untuk sepanjang arca singa pada sebelah kanan dan kiri tangga naik candi. Menurut cerita yang ku dengar, sepasang kekasih yang lewat diantara kedua arca tersebut hubungannya tidak akan sampai pada jenjang pernikahan. “urung” dlam bahasa jawa dapat diartikan gagal. Sebenranya aku tak percaya akan mitos tersebut tapi aku juga masih ragu akan kepastiannya,