Hilangnya
martabat seorang model
Wajar
saja seorang model di haruskan untuk membuka ataupun melakukan pose yang
mungkin membuat sebagian khalayak umum itu terlalu berlebihan. Bagaimana tidak
sebagai seorang model harus dituntut untuk melakukan pekerjaannya secara
professional, akan tetapi haruskah mereka menuruti semena-menanya fotografer
untuk melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya. Disini saya menginvestigasi
seorang mahasiswi dari PTS Jakarta dan juga merangkap sebagai seorang model,
bisa dikatakan model anime (memperagakan anime jepang).sebut saja TU (nama kami
samarkan), dia melakukan apa yang dikatakan seorang fotografer walaupun itu
menentang dari dirinya sendiri demi sebuah foto yang dianggap kenaturalannya
dalam berpose. Seorang model yang harus menunjukkan hasil terbaiknya dalam
berpose sangatlah penting untuk kelangsungan karir model. TU mengakuinya saat
dia harus berpose layaknya adegan “yuri” dalam sebuah anime jepang. “sebenarnya
saya menentang tapi karena saya dituntut untuk professional dan saya tidak mau
kehilangan pekerjaan saya maka dari itu saya menuruti semua kata fotografer,
mau tak mau saya menuruti demi karir saya.” Kata TU. Awalnya memang itu sebuah
tantangan besar dan itu sangatlah tidak lazim untuk diindonesia dan takut akan
pro-kontra yang terjadi diindonesia ini. Tetapi dengan dunia model anime yang
sempit dan tidak terlalu terekspose akhirnya dia pun tak masalah untuk
melakukannya. Sebelumnya dia hanya disuruh oleh fotografer untuk melakukan
pose-pose yang berlebihan dan dengan pakaian yang tak pernah disangkanya tetapi
karena tergiur oleh honor yang diterimanya diapun tak masalah untuk
melakukannya. Inilah awal hilangnya martabat seorang model bernama TU untuk
pertama kalinya melakukan hal-hal yang dianggap berani. Sebebarnya didalam diri
seseorang memiliki hak untuk menentang kesemena-menaan seorang fotografer. “
kebanyakan model-model merasa tergiur akan bayaran yang mereka terima seperti
model-model senior saya sehingga untuk melakukan hal yang saya anggap itu sepele
jadi saya tidak merasa rugi akan hal itu, toh juga saya mendapatkan honor yang
lumayan.” Ujarnya. Dari segi agama terutama muslim itu sangatlah melanggar
aturan dan norma-norma yang berlaku apalagi dia seorang muslim yang hanya demi uang dia rela mempertunjukkan pose-pose
yang tidak sepantasnya, apalagi dia tahu sebagai muslimah seharusnya dia
menutup auratnya dan bukan mempertunjukkan uaratnya didepan umum, apalagi
melakukan pose-pose yang kurang pantas. Hanya saja dia tidak merasa harus
menutup auratnya karena tuntutan dari pekerjaannya dan persaingan dari dunia
model itu sendiri sehingga dia tidak memperdulikan norma-norma tersebut.
Faktanya masyarakat Indonesia yang umumnya muslim merasa malu dan ini adalah
contoh kecil dari Negara yang dikatakan salah satu masyarakat muslim terbanyak
didunia. “ saya pun juga merasa takut bila suatu saat nanti saya harus menerima
resiko yang saya lakukan ini, tetapi untuk saat ini saya merasa nyaman dengan
apa yang saya lakukan mungkin saya akan terima resiko kedepannya.” Kata TU
Walaupun
tidak menutup aurat hendaknya seorang model melakukan pose-pose yang tidak
menyalahi aturan yang berlaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar